Awal Bertemu di Sabtu Malam

 



Hari dimana aku berpulang ke rumah merupakan hari yang sangat ditunggu. Nampaknya hari yang ditunggu sabtu ahad akan segera bertemu kedua orang tua dan juga orang rumah.

Rasanya kemaren ingin balas dendam, karena pekan lalu aku tak jadi pulang ke rumah, hingga akhirnya aku memutuskan untuk di rumah dari sabtu hingga senin.

Meski aku tau hari ahad merupakan hari libur nasional, semua orang libur tapi tidak dengan orang tua ku. Nampaknya orang tuaku memang sibuk, mengisi hal hal positif kemasyarakatan. Dari mulai ngisi ngaji, pengajian, bank sampah, dan aku tauu pasti akan ada acara di hari ahad yang tak kuduga

Rasanya, jika di rumah ahad bukanlah hari libur. Pertemuan dengan orang tua hanya sebentar. Tapi, entaha mengapa ketika orang tua berangkat haji banyak sekali orang mendoakan. Bahkan pengajian setiap pekan rumah tak pernah sepi. Antusiasme orang membantu, Alhamdulillah, sempat terharu dengan apa yang terjadi. Dalam diri, masyaAllah orang tuaku. Bersyukur sekali.

Oh iya aku mau cerita, di sela sibuknya orang tua hari ahad, ahad malam nampaknya tak jadi istirahat dari habis isya’. Masih ada pengajian yang diundang dari masjid sebelah desa. Bapak menawarkan pada ibu untuk menawarkan kepada ibu-ibu di rumah sekitar, jika nanti pengajian bapak akan menaiki mobil agar ibu-ibu sekitar bisa ikut.

Aku awalnya diajak, lalu aku tak mau, lalu akhirnya ibu sedikit membujukku agar aku mau. Oke, aku mau, aku duduk paling belakang. Singkat cerita ketika sampai di masjid desa sebelah, aku turun paling akhir karena aku duduk paling belakang.

Ketika aku turun dari mobil, kusadari ada seseorang pemuda melihatku, dan entah mengapa rasa suudzon kala itu menggelayuti. Hanya berbicara dengan batin, seraya aku membawa buku yang kututupi dengan kerudungku yang menjulur menutupi dada.

Sebelum pengajian berlangsung. Ada ketua takmir yang memberi sambutan, tepatnya sambutan itu ada di satu moment memperkenalkan ustadz yang akan mengisi. Ketika sambutan dari ketua takmir selesai, ustadz tersebut maju, duduk di depan dan ya! Ustadz itu ternyata yang melihatku turun dari mobil tadi.

Deg :-

Akan kusambung pada episode berikutnya. Lebih tepatnya jika moment itu akan berlanjut dan tidak hanya berhenti pada sebuah pertemuan.

Entah, semua hanya ku pasrahkan pada Allahu Rabbi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bertumbuh

Buku pinjaman

Tempat berharap itu akan selalu ada