Pernah engga sii, ngerasa bingung mau ngerjain apa?

 


Terkadang mood dan tidak memiliki target tiap harinya  mempengaruhi. Karena tidak memiliki target tiap harinya itu akan berujung pada kemalasan. Hari ini bingung mau ngelakuin apa, dan hari ini jadi males mau ngelakuin suatu hal.

Kalo kata orang si, malas kok dijaga haha.

Kurangnya sesorang mengetaui hakikat kehidupan menjadi indikasi kemalasan. Kalo aku rasa-rasa jika sholatmu atau ibadahmu amburadulan bagaimana kehidupanmu? Pasti kurang lebih akan sama dengan kualitas ibadahnya. Tertampar sudah, kurang lebih begitu.

Tapi, Allah itu Maha baik bangett kepada semua makhluk. Kemaren ketika ketemu orang, kita sedikit ngobrolin tentang sholat. Obrolan itu sambil jalan kaki ketika mau pulang dari masjid. Kaatanya yang selalu ku ingat sampai saat ini “kecanduan sholat itu adalah nikmat luar biasa, beuhh apalagi kecanduan tahajjud! Sekali engga tahajjud kayak hari itu penuh dengan penyesalan”

Lagi-lagi  diingatkan. Rasanya kualitas ibadah ini seperti abu sekali. Merasa engga mempunyai kenikmatan dalam beribadah.

Intropeksi diri.

Coba menengok ke belakang. Tidak merasakan sebuah kenikmatan, tandanya Allah ingin kita muhasabah diri. Kita sudah melakukan kesalahan apa akhir-akhir ini. Kok sampai Allah cabut kenikmatan ibadah itu. Bahkan tiap hari banyak rasa yang biasa saja. Apalagi ketika mengerjakan suatu tugas, banyak bangett distraksinya. Berujung pada kemalasan dan tidak terkerjakan satu bulan lamanya. Padahal sudah punya target jika bulan esok terselesaikan. Tapi sama aja, sama sekali malah tidak terpegang, disibukkan hal lain yang kurang bermanfaat, sulit memilih hal prioritas apa yang mesti dikerjakan terlebih dulu.

Kalian setuju engga dengan kalimat setelah ini? Boleh setuju boleh engga

Semua yang diceritakan di atas, adalah bentuk dari kurangnya ibadah dan mendekat pada sang Rabbi.

Pernah mendapati seseorang yang dia ikhtiar dan tawakal. Sebegitu berserah tapi tidak lupa dengan ikhtiar setiap hari. Yakin sekali, pasti dia punya target harian. Apa saja yang mesti diselesaikan. Bahkan hari-harinya seperti kualitas sholatnya, ibadahnya kepada Allahu Rabbi

Banyak sekali teringatkan.

Setelah ikhtiar yang dilakukan dengan muhasabah. Oke cara untuk kembali dekat pada sang Rabbi dengan cara taubat nasuhaa, menyadari dan taubat dengan sungguh-sungguh dan berjanji tidak mengulangi.

Meminta

Meminta maaf dan menyadari banyak salah. Semoga kita menjadi ummat yang sering berbenah. Termasuk diri ini

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bertumbuh

Tempat berharap itu akan selalu ada

Buku pinjaman