Rasa suka-kagum menyapa
Arghh berkali-kali mungkin
aku mendapatkan surat dari sahabatku itu. Mungkin karena waktu yang tidak memungkinkan
untuk kita bertemu, dia lebih suka mengirimkan surat dibandingkan pesan
whatsaap. Aku bisa memakluminya siih, karena memang dia suka menulis diatas
kertas dibanding di media sosial. Huh rasanya terkadang gemes sama dia! Padahal
zaman udah modern, tinggal ketik di pesan media sosial kirim langsung sampai.
Ini malah merepotkan dirinya saja.
Terakhir dia bercerita
tentang sosok lelaki yang pernah dekat dengannya. Tapi belum lama ini antara
mereka berdua mulai sadar akan cinta, rasa sayang mungkin yang tak semestinya,
dan tentunya belum waktunya.
Baris pertama ketika ku
buka surat darinya tertulis, dear sahabatku, jika kau mengetahui apa yang
terjadi saat ini, aku begitu rindu. Huh rindu lagi nih anak batinku! Tidak ada
cerita lain selain sosok lelaki yang pernah dekat dengannya.
Oke akan kulanjutkan
membaca pesannya.
Aku rindu akan kehadirannya
dalam setiap helaan langkahku. Tapi, apa daya aku? Hanya hamba-Nya yang lemah
ini dan mencintai sosok lelaki yang belum ku ketahui seluk beluknya. Lebih
ngerinya lagi aku belum pernah sama sekali bertemu dengannya. Hanya bisa
mendengar cerita kehidupannya melalui temanku dan orang-orang sekitarnya yang
menjadi temanku. Aku dibuat kagum akan kedatangannya. Selesai pendidikan
Aliyah, kami mengobrol satu sama lain. Rasanya, kala itu begitu terluapkan bisa
mengobrol selama itu! Walaupun melalui media sosial dan tentunya hanya ketikan
teks yang tertulis panjang. Tidak ada diantara kita namanya vidcall, mengirim
gambar foto satu sama lain. Pernah
diantara kami mengirim foto, tapi sangat disayangkan itu aku yang memulai
mengirmnya.
Sungguh Allah maha baik
mempertemukanku dengan lelaki yang menurutku baik agamanya. Respon apa setelah
aku kirim foto waktu itu? Dear sahabatku, apakah kamu akan memikirkan jika dia
akan menyimpan foto itu? Sama! Aku memikirkan hal yang sama sepertimu! Tapi,
ternyata tidak! Dia lebih memilih langsung menghapus foto-fotoku di hpnya,
karena dia tau ini merupakan segala perilaku rayuan syaithan. Mencoba mencari
celah dalam setiap helaan langkah. Lambat laun waktu membuktikan tidak mungkin
diantara kami tidak saling menyukai! Tentunya iya, saling mencintai bahkan
saling menyayangi! Bukankah itu fitrah manusia mukminin dan mukminat!
Lama kelamaan fitrah itu
menjadi hal yang tidak seharusnya. Mencintai dan menyanyangi pada waktu yang
belum tepat itu juga salahh kann? Salahnya belum waktunya, dan belum tentu dia
menjadi jodoh kita. Kamu tau engga sih? Aku sempat engga chatingan berbulan-bulan,
dan ku kira chatingan terakhir itu merupakan hal terakhir kita. Sempet sedih
juga sihh, kayak sepi aja! Biasanya sering cerita sama dia, tiba-tiba engga
cerita kayak gimana gitu! Tau engga aku baru bisa move on setelah
berbulan-bulan dari kejadian itu. Bermula dari temanku, yang mengingatkan, baik
sih, mengingatkan aku suka! Tapi ketika obrolan itu berakhir aku hanya
menyalahkan dia terus! Sudahlah udah jadi bubur juga, untuk apa masih diungkit.
Toh kalau kita mau langsung balikan juga engga bisa. Dia udah tersadar, jadi ya
susah jadinya.
Kukira akhir, ternyata
bukan. Aku sih yang mengawali segala obrolan. Berawal dari kata-kata yang
canggung, Bahasa formal, dan berujung pada cerita lama seperti dulu. Rasanya senang,
seperti ada sport system setelah
orangtua.
Ternyata obrolan kami hanya
berlangsung 5 tahun saja, Allah begitu baik pada Hamba-Nya. selesai. Obrolan kami
selesai. Sempat merasa sedih, jika kamu tahu. Tiba-tiba akun instagramku di
blok sama dia! Pikirku, walau dia memblokir akunku aku membuat akun ketiga
untuk melihatnya. Jujur saja rasanya aku masih saying sekali padanya. Eh ternyata
keempat kali aku melihat akunnya melalui akun ke tiga ku nama dia sudah tidak
ada pada deretan nama pencarian. Argh!!! Di blok lagi! sudahlah mungkin dia
sadar, dan memang mau melupakanku saat ini. Sudahlah aku segera melupakan dia
secepatnya.
Memasuki dunia
perkuliahan aku kagum pada salah satu orang di jurusanku. Padahal aku tidak
ingin memiliki rasa kagum sekarang! Allah aku tidak ingin kagum, mencintai
seseorang pada waktu yang belum ditetapkan. Kusingkirkan segera namanya dari
pikiranku. Aku tidak ingin sekarang. Rasanya masihh banyak PR yang harus
diselesaikan. Fokus pada tujuan mendatang.
Udah gitu aja, makasih ya
udah dengerin ceritaku! Pokoknya jangan capek-capek ya dengerin kerandoman
ceritaku ini J
Selesai membaca, aku
mengumpulkan kertas sahabatku itu pada kotak yang kuberi nama “Cerita Kehidupan
dia-Sahabatku”
Komentar