Melirik perjalanan ke belakang
Hallo, Salamat berjuang
dengan cara kita masing-masing. Cara yang tak mungkin salah, karena setiap
orang memiliki cara dalam memperjuangkan kehidupannya masing-masing. Aku ingin
bercerita. Entah kenapa aku beda dengan teman-temanku. Mungkin rasa ketakutan
mereka tidak seperti ku. Aku yang selalu takut berada dimana-mana kini aku
harus berdamai dengan rasa itu. Masih teringat sekali ketika masih umur
belasan, aku mengadu kedua orang tuaku tentang permasalahan yang terjadi pada
diriku. Dan, yaa! Permasalahan itu selesai dengan sendirinya. Senangnyaa, tenang,
nyaman berada di posisi itu. Tapi, mungkin ketika umur sudah mulai menginjak usia akan dewasa ini
bercerita kepada orang lain bahkan orang tua menjadi hal yang tak ingin ku
luapkan. Rasanya di umur sekarang ini, pengennya segala permasalahan dapat
diselesaikan dengan sendiri tanpa membebankan beban masalah berupa cerita ini
kepada orang lain. Lebih senang memendam dan menangis sambal melangkah
hahahahha.
Tapi, walaupun dengan
tangisan nyatanya aku bisa melewati segala tantangan yang kutakuti. Dan hebatnya
lisan ini selalu berucap “kamu keren bangett sii bisa melewati segala rintangan
itu, kamu juga tersenyum ketika melewatinya, hebat kamu” lisan ini selalu
berkata seperti itu.
Dan kalimat itu terkadang
menampar diri sendiri. “kamu dulu aja bisa masa sekarang engga bisa
melewatinya?” kamu dulu hebat masa sekarang kamu engga perjuangan se berkorban
dulu?
Komentar