Masa yang indah bersamamu di penghujung bulan lalu.
Masa yang indah bersamamu di
penghujung bulan lalu.
Rasanya langkah begitu lesu,
menapaki dunia ini sendirian. Mungkin aku, terbiasa hidup bersamaan hingga aku
tidak tahu makna kesepian.
Awal menuju dewasa. Bertemu dewasa
dan menghadapi hiruk piruk dunia dengan kepala tegak dan daya yang penuh dengan
kekuatan.
Ternyata aku tidak bisa tanpa
mereka, tanpamu dan juga uluran tangannya.
Entah mengapa aku kurang percaya
diri akan langkah yang harus menapak meski tertatih bahkan terjatuh
berkali-kali karena ujian dunia.
Dunia memang tempat ujian ya! Ucapku
saat realita tak seindah ekspektasi yang ada.
Akan tetapi sebenarnya kita bisa
mengusahakannya. Tergantung, diri ini mau atau tidak menghadapi segala gejolak
rintangan didalamnya.
Jujur saaja aku sering mundur dalam
medan perjuangan ini. Kata orang, tak apa mundur sebentar mengambil ancang-ancang
lalu memulainya kembali. Okelah akan kutunaikan saran dari orang kejauhan.
Ternyata, mundur sebentar jga
memiliki banyak rintangan. Rintangan untuk kuat atau tidak bangkit meneruskan
perjuangan.
Pernah juga, sampai bilang “udahlah!
Tah sama aja aku berusaha atau tidak aku gini-gini aja!”
Perkataan itu seharusnya tak
keluar dari lisan seorang Hamba yang masih membutuhkan scenario indah-Nya.
Yasudahlah akan kuperbaiki semua.
Melihat orang tua dan berdiam
merenungi segala kebutuhan yang telah dipenuhi dari malaikat hidup tercinta.
Membuat menangis tak tertahankan,
merenungi segala perjuangan mereka (kedua orang tua untuk anak yang tersayang!).
Terima Kasih kuucapkan bapak mamak. Semoga langkah ini selalu dikokohkan dan dimudahkan
segala urusan, menjadikan sang Pemilik sebagai tempat berpulang bahkan
bercerita meminta segalanya. Agar diri ini bisa membanggakan dunia akhirat
nantinya
Komentar