Jodoh itu rahasia Illahi
Terkadang, sering terbisik siapa yang akan menjadi jodoh
kita nanti. Tapi, kata nanti tersebut memiliki konotasi yang mendalam. Nanti bisa
diartikan jodoh dulu yang menjemput ataukah kematian. Rahasia illahi memang,
yang sudah ditetapkan.
Mungkin, untuk menyiapkan keduanya, antara kematian dan
jodoh umat manusia akan berbondong bondong belajar dan memperbaiki diri. Jika memang
jodoh itu cerminan diri, ataukah kematian yang harus disiapkan sebaik mungkin
untuk menjadi bekal hidup yang abadi.
Semua di dunia ini memang temoatnya lelah. Jika ingin hidup
enak nanti, hidup di akhirat dengan amal baik yang telah disiapkan.
Mempersiapkan, dengan kata mempersiapkan itu mau tak mau
manusia harus siap dengan lelahnya perjuangan.
Adakalanya semangat itu membara adakalanya semangat itu tak
ada. Manusiawi memang. Kadang futur kadang iman naik.
Tapi, dalam keadaan futur akankah semua terkesan seperti ah
yasudahlah aku baru futur. Ternyata, kalimat tersebut menjadi kalimat
normalisasi dan berujung pada futur yang berkelanjutan.
Manusia butuh tameng ternyata. Tameng dari segala kefuturan
dan penyakit hati. Manusia dibekali akal, hendaknya manusia bisa berpikir
dengan seksama apa yang dilakukan. Tapi seringnya nafsu memimpin diri. Ah,
memang manusia ini.
Komentar