Engga nyangka banget bakalan ada di rasa ini
Umur menyapa tanda manusia berkurang takaran di dunia, tapi
memikul tanggung jawab yang lebih tepatnya,
Untukku manusia yang lemah, hamba yang selalu butuh kekuatan
dari sang maha menguatkan.
Terima kasih untuk diri ini. Telah melangkah sejauh ini, telah
bersyukur atas apa yang terjadi.
Tersenyum meski lara itu memang ada menghendaki.
Katanya aku perlu ke psikolog untuk konsultasi tentang apa
yang tejadi.
Mungkin semua itu dimulai dari akuu duduk di sekolah dasar. Percaya
atau tidak, aku pernah di posisi menjadi orang perfeksionis di tahap sekolah
dasar. Sekolah dasar, mungkin menurut kalian itu adalah waktu untuk bersenang
senang. Yaa! Beberapa gelintir kesenangan itu memang benar. Tapi, tidak
denganku! Aku dirundung rasa perfeksionisku yang dimana jika semua hal yang
kuhadapi tidak terselesaikan secara perfeksionis, aku bakal overthingking.
Mungkin cukup melalui cerita sekolah dasar yang dimulai
dengan rasa penuh dengan kepikiran
Ternyata ketika aku memasuki pondok pesantren perfeksionis itu
terus ada. Bahkan ternyata bapak menyadarinya.
Terperngakp dalam rasa perfeksionis terkadang melelahkan. Bahkan
jika pekerjaanku tidak se perfek itu, aku bakal meminta bantuan dari bapak atau
ibuku untuk menjadikan tugasku itu menjadi totalitas melebihi orang lain. Entah
kenapa dalam diriku itu aku harus lebih dari orang lain.
Sudah yaa cerita segelintir itu. Akan kuteruskan ketika di
madrasah Aliyah. Aku masih punya rasa itu, bedanya ditambah dengan rasa
kesepian. Akrena ketika madrasah Aliyah teman temanku yang karib sekali
denganku sudah tidak tinggal di rumah lagi. ya meskipun aku tinggal di
lingkungan pesantren tetap saja, aku pulang ingin menyapa mereka. Ingin saling
bertuka cerita dengan mereka. Teman karibku, pergi tidak lagi tinggal di
desaku.
Daaann aku di ponpes ngerasa sendiri. Meski kata orang aku
ini sukanya ceria, ekstrofert apalah tapi nyatanya aku sering banget ngerasa loneliness. Dumnnn aku sering
menyendiri meski aku punya segelintir teman dekat ketika di ponpes dulu
hahhaha. Aku sering ke kelas gess sendiriann. Dan aku di kelas ngapain coba. Untung
aku engga nyampai mau self harm yaa! Untung
aku di kelas ngerjain hal-hal yang positif. Kayak muraja’ah, ziyadah ataupun belajar untuk ke universitasJ
Aku berdamai aja dengan rasa kesendirian itu, mungkin Karena
rasa yang lebih dekat dengan Sang Pencipta menjadikan diri ini tidak merasa
sedikitpun sendirian, menjadikan diri ini selalu ceria menghadapi hari-hari
meski jika dirasa sekarang kok aku dulu bisa ya melalui segala rasa ituJ
Dari madrasah Aliyah lulus aku diterima di universitas
swasta di kotaku. Sebelumnya aku sudah berusaha untuk diterima di univeristas
Negeri yang ingin ku tuju. Tapi qodarullah,
belum rezekiku aja untuk sekolah di universitas itu. Yaa, meski hari pengumuman
aku nangis kejerr loh yaa gegara engga ketrimaa hahhhahaah. Ya gimana yaa,
usahaku gila gilaaan buat masuk ke univ itu, tapi yaudah lah mungkin ini jalan
yang terbaik versi-Nya.
Oh iya tentang rasa kesepian itu, di univ aku masih sering
merasakannya loh! Kayak semisal aku pernah ngerasa seneng banget di univ, aku
juga punya temen, punya circle. Tapi,
lama kelaamaan kehidupan universitas tidak melulu seenak itu. Ya seperti yang
aku ceritain tdi, seiring berjalannya waktu tentunya semakin banyak kewajiban,
tugas yang mesti ditunaikan. Nah ternyata rasa yang dulu pernah singgah sampai
saat ini masih ada, bahkan lebih parahhh. aku pernah di masa menyalahkan diri,
dan berujung pada pengen ngelukain diri sendiri. Aku se putus asa itu sama
hidup. Aku marasa insecure. Aku merasa
dunia ini enggabutuh sama aku sama sekali, aku ngerasa minder engga percaya
diri mau ngapa ngapainn. Huuh pokoknya rasa insecure
sama minder itu memang membunuh diriku sekali. Gitu ceritanya. Doain aku yaa
ges yaa. Aku mauu ikut kelas psikolog tentang mental sama kelas kesepian. Biar ngerasa
engga sendiri hehehehhe
Komentar