MY JOURNEY

 



Terasa bersalah di kala tak pernah meluapkan segala rasa dalam bentuk tulisan.  Mengikuti ivent menulis yang terhitung 30 hari membuatku banyak tertantang dalam hal kepenulisan, terkhusus tanda baca kaidah kepenulisan dan tentunya huruf kapital yang harus digunakan pada yang semestinya.

Oh iya kembali lagi, dalam kutipan langkah yang terus berjalan dengan sigap untuk menjalani hari-hari mendatang. Aku terbangun ketika mimpi itu harus terwujudkan. Kupenuhi hari liburanku dengan membuat buku bertemakan mimpi mendatang. Konon katanya, Mimpi itu harus dituliskan bukan hanya menjadi awangan saja. Mungkin kutipan itu sering dilontarkan oleh pembicara ketika seminar tentang ketakutan masa depan. Aku sempat mempraktekkan! Tanpa disangka sedikit demi sedikit baris mimpi yang kutuliskan dipenuhi oleh coretan stabilo keberhasilan! Ku kiraa diri ini tak bisa menopang beban dan menjalani hari sulit pada masanya. Tapi, toh nyatanya Allah maha Pendengar segala rengkukan hati terdalam. Yes, aku berhasil melalui semuanya. Meski jika dipikir sebelum melalui hari-hari tersulit itu sering berpikir sampai overthingking apa aku bisa melalui segala ujian kedepan!

Ragu, lebih tepatnya rasa itu yang kurasa saat itu! 6 tahun menuntut ilmu jauh dari kehidupan orang tua, yang menurutku sangatlah sulit untuk diselesaikan saat itu. Hanya berpasrah pada-Nya dan ikhtiar sepenuhnya! Meski terkadang diri ini berat untuk bangkit kembali menghadapi realita yang ada. Tapi, jujur saja aku mempunyai tempat menangis yang setiaJ. Dan Allah tentunya, yang memampukanku untuk menyelesaikan pendidikan selama 6 tahun di asrama.

Gemerlapnya malam tak menyurutkan semangatku dalam mengejar cita-cita yang kuinginkan. Aku, lebih suka hari tertata dengan baik dengan target yang telah ditentukan. Tentunya jenjang berikutnya adalah Perguruan Tinggi! Masih teringat kala bapak berkata padaku “Ketika kamu engga diterima di Universitas Negeri yang telah kamu inginkan, kamu tidak boleh gap year! Dimanpun kamu ditempatkan itulah tempat yang terbaik untukmu versi Allah yang maha mengetahui kemampuan hamba. Teruslah berjuang ya nak, saran bapak saat ini hanya itu! Bapak dan ibu hanya bisa mendoakanmu! Sambil berjuang, untuk jaga-jaga daftrakan dirimu di kampus Swasta!”

Ku daftarkan diriku pada saran bapak di kampus swasta. Alhamdulillah, mungkin ridha-Nya dan doa-Nya. Aku diterima di kampus swasta itu. Tapi, jujur saja aku masih memikirkan kampus Negeri yang ku impikan semasa Aliyah hingga lulus. Rasanya aku bermimpi ingin menuntut ilmu di tempat itu. Pengumuman dari berbagai jalur diberitakan, melalui platform web Universitas. Belum rezeki. Aku belum diterima di kampus Negeri yang aku impikan itu. Menangis tersedu, perjuangan yang diusahakan rasanya saat itu mengecewakan. Sudahlah mungkin saran bapak benar.

Ku langkahkan kakiku untuk mengikuti rentetan acara pengenalan kampus atau ospek. Setelah itu, rentetan perkuliahan terjalani. Jujur saja, aku bisa mengikuti berbagai mata kuliah di awal semester. Tapi ternyata semakin tinggi semester, banyak rintangan dan ujian. Dari masa perkuliahan aku belajar banyak hal. Meski sekarang aku masih duduk di semester genap atau semester 4. Mungkin mulai dari jiwa kemandirian yang harus terus ada dalam diri. Selain itu ketika perkuliahan harus menyiapkan banyak hal, baik fisik, mental maupun hati. Semua perlu dipersiapkan dengan baik. Aku banyak menemui dosen yang MasyaAllah mampu mengetuk hatiku untuk terus melangkah, menyelesaikan perjuangan perkuliahan hingga mimpi yang ku tulis tertunaikan dengan ikhtiar dan tawakalku.

Yuk, melangkah lagi. Meski terjatuh banyak kali. Sekarang, ambil hikmahnya! Allah nempatin hamba-Nya sesuai dengan kemampuan hamba-Nya! Karena Allah maha Mengetahui Hamba-Nya. Jadi sekarang, jalani, nikmati, fokus pada tujuan dan jangan pernah lupakan Allah yang selalu membersamai perjuangan. Udah segitu aja ceritanya! Lanjutan ceritanya besok yaa hehehehehwJ

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bertumbuh

Tempat berharap itu akan selalu ada

Buku pinjaman